Online

Mematuhi Aturan Konstruksi di Bali

Vila Bali August 21, 2024 4 Min Read
bali-home-immo-mematuhi-aturan-konstruksi-di-bali

(Gambar oleh prathan chorruangsak di Canva)

 

Bali sering disebut sebagai "Pulau Dewata" karena pemandangan alamnya yang indah, warisan budaya yang kaya, dan industri pariwisata terbaik. Selama beberapa dekade terakhir, Bali telah menyaksikan perkembangan yang signifikan di seluruh pulau seiring dengan meroketnya pasar properti dan banyaknya orang yang mulai berinvestasi di bidang properti di Bali. Seiring dengan perluasan pulau yang terus berlanjut, kegiatan konstruksi terutama diarahkan oleh pengembang lokal dan internasional - peraturan bangunan yang ketat untuk menjunjung tinggi tradisi, warisan budaya, dan keamanan.

Peraturan utama mencakup batas ketinggian bangunan, mandat desain dan gaya, langkah-langkah ketahanan gempa, pedoman bahan, dan ketentuan keselamatan kebakaran, yang semuanya diterapkan untuk memastikan keamanan semua bangunan di Bali.

Beberapa peraturan penting termasuk:

 

Pembatasan Tinggi Bangunan

 

Pemerintah memberlakukan peraturan yang ketat untuk menjaga keunikan identitas Bali, terutama di kawasan wisata. Biasanya, ketinggian bangunan dibatasi hingga 15 meter di kawasan wisata; namun, bangunan di luar kawasan wisata diatur hingga maksimum 18 meter. Batasan yang lebih ketat sering kali berlaku di dekat kuil dan situs budaya. Peraturan ini sangat penting dalam melestarikan lanskap dan cakrawala tradisional, yang dikenal dengan bangunan bertingkat rendah, sawah yang rimbun, dan kuil-kuil yang indah.

 

Silakan lihat Sistem Informasi Geografis Indonesia untuk informasi lebih lanjut.

 

Desain Bangunan

 

Keunikan arsitektur Bali tidak hanya mencerminkan warisan budaya, namun juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan darinya. Peraturan bangunan setempat dirancang untuk menghormati dan melestarikan warisan ini. Bangunan harus sesuai dengan tradisi budaya dan estetika serta memenuhi persyaratan keselamatan, memastikan bahwa konstruksi baru menyatu secara harmonis dengan desain tradisional pulau ini.

 

Ketahanan terhadap Gempa Bumi dan Bencana Alam Lainnya

 

Terletak di "Cincin Api" yang aktif secara seismik, Bali sangat rentan terhadap gempa bumi dan bencana alam lainnya. Oleh karena itu, peraturan bangunan mewajibkan penerapan desain yang tahan gempa dan tahan bencana alam lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada:

 

a. Desain Struktural: Bangunan

 

Bangunan harus dirancang dengan kerangka yang kuat yang mampu menahan kekuatan yang berpotensi mematikan yang disebabkan oleh gempa bumi.  Hal ini sering kali melibatkan penggunaan beton bertulang, baja, atau bahan tahan banting lainnya untuk menyerap dan mendistribusikan gaya-gaya ini ke seluruh struktur.

 

Pondasi bangunan harus berada di atas tanah yang kokoh yang dirancang untuk memindahkan beban dari bangunan ke tanah dengan aman. Oleh karena itu, sistem pondasi dalam, seperti tiang pancang atau caisson, dapat digunakan selama proses pembangunan untuk memastikan stabilitas saat terjadi gempa bumi.

 

b. Teknik Bangunan

 

Proses konstruksi harus mengikuti metode dan teknik tertentu untuk memastikan daya tahan bangunan selama gempa bumi. Hal ini mencakup sambungan yang kokoh dan aman antara elemen-elemen struktur dan tulangan yang tepat pada struktur beton.

 

4. Bahan Bangunan

 

Peraturan bangunan di Bali sangat menekankan penggunaan material yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bahan-bahan ini dipilih dengan cermat agar memiliki dampak lingkungan yang minimal, bersumber secara lokal, dan dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi.

 

5. Keamanan Bangunan

 

Peraturan bangunan memprioritaskan keselamatan kebakaran, yang mencakup peraturan yang komprehensif untuk memastikan bahwa bangunan dapat menangani keadaan darurat secara efektif. Peraturan tersebut mencakup ketentuan terperinci untuk memasang dan memelihara pintu keluar darurat, alarm, dan sistem sprinkler. Langkah-langkah ini diterapkan untuk mengurangi risiko yang terkait dengan kebakaran dan melindungi penghuni bangunan.

 

Selain itu, peraturan juga mengatur tentang penyerapan air untuk mencegah banjir. Ketentuan-ketentuan ini memastikan bahwa bangunan dilengkapi dengan drainase dan sistem pengelolaan air yang tepat untuk menangani hujan lebat dan untuk menghindari genangan air, sehingga melindungi struktur dan penghuninya dari potensi bahaya banjir.

 

Peraturan dan regulasi bangunan dibuat untuk memastikan keamanan bangunan dan penghuninya serta menjunjung tinggi keberlanjutan warisan budaya. Di Bali, peraturan ini diawasi oleh pemerintah Bali dan Indonesia. Peraturan ini menetapkan standar konstruksi, desain, dan pemeliharaan, dengan mempertimbangkan aspek geologi, iklim, dan budaya yang unik di pulau ini. Bangunan harus dibangun agar tahan terhadap gempa bumi yang sering terjadi, kecepatan angin yang tinggi, dan bahaya alam lainnya. Selain itu, peraturan mengamanatkan agar bangunan mempertahankan estetika dan warisan budaya pulau ini, sehingga melestarikan karakternya yang berbeda.

 

Mematuhi peraturan konstruksi sangat penting untuk memastikan keamanan, keberlanjutan, dan pelestarian warisan budaya. Mematuhi batasan ketinggian bangunan, mengintegrasikan elemen desain tradisional, menggunakan teknik tahan gempa, memilih bahan yang ramah lingkungan, dan menetapkan langkah-langkah keselamatan kebakaran sangat penting.

 

Kepatuhan terhadap peraturan ini memastikan kepatuhan hukum dan sangat penting dalam menjaga daya tarik alam pulau ini untuk generasi mendatang.

Share This Article

Topic Tags